Diklat teknik budidaya tanaman di bawah tegakan memiliki tujuan memanfaatkan lahan dengan tutupan lahan rapat. Peserta diklat diharapkan mampu memahami dan memiliki keterampilan memanfaatkan lahan seperti kawasan hutan tanpa merusak tegakan. Untuk mencapai tujuan tersebut BDLHK Kupang melalui diklatnya menyelenggarakan praktek teknik budidaya tanaman di bawah tegakan. Praktek yang dilakukan mulai dari persiapan lahan budidaya tanaman sampai pengolahan hasil tanaman di bawah tegakan. Praktek diklat tersebut diselenggarakan dari tanggal 21-22 april 2017.
Praktek diklat teknik budidaya tanaman di bawah tegakan dilaksanakan di dua tempat yaitu kampus BDLHK Kupang di Kupang dan Hutan Diklat Sisimeni Sanam. Praktek persiapan lahan sampai pengolahan hasil panen dilaksanakan di kampus BDLHK Kupang di Kupang. Sedangkan praktek studi banding dilaksanakan di demplot tanaman di bawah tegakan yang terdapat pada Hutan Diklat Sisimeni Sanam. Praktek tersebut dilaksanakan dengan 3 pengajar widyaiswara dan diikuti oleh 30 peserta diklat.
Praktek pengolahan hasil panen tanaman dibawah tegakan merupakan kegiatan meningkatkan nilai tambah dan daya guna hasil. Sehingga produk hasil tanaman dibawah tegakan lebih memiliki nilai ekonomi dan diminati masyarakat/konsumen. Maka dari itu, praktek pengolahan hasil sangat diperlukan dalam diklat teknik budidaya tanaman di bawah tegakan. Praktek pengolahan hasil panen yang dilakukan yaitu pembuatan tape dari ketela pohon dan pembuatan wedang jahe dari jahe.
Praktek di Hutan Diklat Sisimeni Sanam bertujuan mempelajari pertumbuhan tanaman seperti jahe merah dan porang dengan berbagai tingkat tutupan lahan. Pertumbuhan tanaman jahe merah dan porang di Hutan Diklat Sisimeni Sanam lebih bagus dengan tutupan lahan lebih rapat dan kelembapan tinggi. Menurut Kenan Tandipuang, S.Hut, M.Sc selaku widyaiswara mengatakan bahwa budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa harus merusak kondisi hutan atau tegakan yang ada seperti budidaya tanaman jahe merah dan porang.
